JUALAN MAKANAN BERBUKA PADA BULAN RAMADHAN DI AMBON MANISE

Bulan Ramadhan merupakan Bulan Suci yang ditunggu-tunggu Umat Muslim di seluruh dunia. Demikian juga Umat Muslim yang berada di Kota Ambon Manise. Mengapa demikian ? Karena ketika melakukan kebaikan di bulan Ramadhan pahalanya akan dilipat gandakan. Menurut berbagai sumber, puasa di bulan suci Ramadhan bagi untuk kesehatan tubuh.



Selain itu, puasa di bulan Ramadhan mampu mengendalikan diri dan emosi sehingga hati akan lebih tabah. Muslim yang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan akan mendapatkan kebahagiaan. Pertama kebahagiaan saat berbuka puasa, kedua kebahagiaan saat hadirnya hari raya Idul Fitri dan ketiga kebahagiaan mendapat syurga-Nya.


Pemandangan yang berbeda di Kota Ambon Manise saat bulan Ramadhan tiba adalah banyaknya penjual makanan untuk berbuka. Berbagai jenis makanan dijajakan dari kue-kue beraneka jenis sampai lauk pauk untuk makan malam dan sahur.




Jenis-jenis kue khas Maluku yang dijajakan pada bulan Ramadhan seperti Asida, Lapis Banda, Hercules, dan Tart Labu serta berbagai macam kue dari berbagai bentuk, rasa dan warna. Harga makanan-makanan tersebut berbeda-beda misalnya; Makanan Khas Asida dijual dengan harga Rp. 5.000 per bungkus dan Tart Labu harganya Rp. 2.500 per potong. Untuk Lauk Pauk juga dijajakan berkisar antara Rp. 5.000 - Rp. 15.000 per porsi.


Jualan makan untuk berbuka pada bulan Ramadhan di Ambon Manise, terkonsentrasi pada daerah-daerah tertentu, seperti di seberang jalan Masjid Al-Fatah dan di Jalan Batu Merah. Begitu banyaknya peminat yang berbelanja makanan untuk berbuka ini sehingga kadang-kadang menyebabkan macet. Namun Pak Polisi siap membantu melancarkan perjalanan Anda kembali.

Artikel Terkait :

RESEP MAKANAN KOHU-KOHU KHAS MALUKU

Kohu-kohu adalah masakan khas Maluku, makanan ini hampir sama dengan "urap" yaitu makanan sayuran yang direbus atau setengah matang bahkan mentah kemudian dicampur dengan bumbu kelapa parut. Kohu-kohu sangat digemari masyarakat Ambon karena rasanya gurih, segar dan nikmat.

Kohu-kohu Maluku adalah salah satu masakan tradisional asal Maluku menggunakan sayur-sayuran mentah yang dipotong-potong kecil dan dicampur dengan kelapa parut dan ikan tongkol (Cakalang) yang telah dikukus. Ikan Cakalang Asar (Asap) banyak dijual di daerah Galala, tetapi banyak juga ikan cakalang dijual pada Pasar Mardika.

Beberapa Resep Kohu-Kohu yang bisa menjadi referensi sesuai dengan selera dan porsi berapa orang yang akan menikmati.




Resep I. Kohu-Kohu

Bahan-bahan yang digunakan
  • Kacang panjang 50 gram, potong-potong dan rebus
  • Taoge 90 gram, cuci bersih dan tiriskan
  • Bayam 1 ikat, petik dan rebus senemtar
  • Mentimun 1 buah, belah dan iris tipis
  • Daun kemangi 14 lembar
  • Kelapa parut ½ butir

Bumbu yang dihaluskan :
  • Cabai merah 4 buah
  • Bawang merah 4 butir
  • Kencur 3 cm
  • Terasi 1 sendok teh
  • Garam ½ sendok teh
Cara Pengolahan :
  • Terlebih dahulu campurkan kelapa parut bersama bumbu yang sudah dihaluskan. Aduk hingga rata. Kemudian dikukus sampai matang. Angkat.
  • Campurkan bumbu kelapa bersama semua bahan seperti taoge, bayam, kacang panjang serta daun kemangi. Aduk hingga semua tercampur rata.
  • Kohu-kohu khas ambon, Maluku siap dihidangkan.




Resep II. Kohu-Kohu

Bahan-bahan yang digunakan :
  • 350 gram daging ikan tongkol, dikukus
  • 1/2 buah kelapa setengah tua, diparut kasar
  • 250 gram ketimun, dipotong-potong kotak 1 cm
  • 20 tangkai daun kemangi
  • 200 gram taoge pendek
  • 5 lonjor kacang panjang, dipotong 1/2 cm
  • 1 1/4 sendok teh garam
  • 1 sendok teh jeruk nipis

Bumbu dihaluskan :
  • 5 butir bawang merah
  • 3 buah cabai merah
  • 1 sendok teh air jeruk nipis
  • 1 sendok teh terasi
  • 1 1/4 sendok teh garam

Cara Pengolahan :
  • Aduk ketimun dengan 1/2 sendok teh garam sampai layu. Tiriskan sampai kering.
  • Campur kelapa dan bumbu halus lalu peras, buang airnya.
  • Tambahkan ikan tongkol, daun kemangi, taoge, kacang panjang, garam, dan air jeruk. Aduk lalu sajikan.
 


Kohu-kohu Ambon biasanya dinikmati bersama Singkong Rebus atau bahasa lokalnya "Kasbi Rebus". Masyarakat Ambon menjadikan kohu-kohu sebagai makanan sehari-hari, baik itu untuk dikonsumsi sekeluarga atau untuk acara perayaan besar seperti pesta pernikahan atau syukuran. Kohu-kohu merupakan resep makanan khas Maluku yang mudah dibuat dan cepat dihidangkan.

JEMBATAN MERAH PUTIH MEMPERLANCAR PERHUBUNGAN DI KOTA AMBON

Jembatan Merah Putih atau sering juga disebut Jembatan Martafons akan segera difungsikan, Keberadaan Jembatan Merah Putih akan berdampak besar pada dunia usaha di Kota Ambon, yang mulai bangkit dalam 10 tahun terakhir, pascakonflik horizontal yang membuat berbagai sendi kehidupan masyarakat di Ibu Kota Provinsi Maluku itu porak-poranda.

Bila jembatan itu sudah dibuka untuk umum, transportasi dari Bandara Internasional Pattimura ke Pusat Kota Ambon atau sebaliknya akan makin lancar. Tanpa itu, waktu berkendara yang dibutuhkan sekitar 1-1,5 jam, tergantung pada kelancaran lalu lintas jalan putar atau tingkat kepadatan di pelabuhan feri Galala-Poka yang selama ini menjadi dua akses pilihan. Akan tetapi, bila jembatan sudah bisa dilalui, dibutuhkan waktu sekitar 30 menit. Makin singkatnya jarak dan waktu tempuh, tentu saja sangat "matching" dengan prinsip "time is money" yang berlaku di kalangan pengusaha.

Jembatan Merah Putih juga akan mempermudah akses para mahasiswa Universitas Pattimura yang berjumlah sekitar 25.000 untuk beraktivitas di Poka. Selama ini sarana yang mereka pergunakan adalah angkutan ferry, perahu dan speedboad untuk menuju kampus Poka.

Para pengguna Jembatan Merah Putih Galala-Poka seperti motor dan mobil tidak akan dikenai biaya bila jembatan terbesar di Indonesia Timur itu sudah dioperasikan untuk umum. “Semua gratis". Ini merupakan sumbangan pemerintah pusat untuk Rakyat Maluku. Tidak ada pungutan dan  biaya perawatannya juga ditanggung oleh pemerintah. Namun dilarang pejalan kaki untuk singgah di atas jembatan karena dapat mengganggu arus lalu lintas..




Jembatan Merah Putih dibangun sejak 17 Juli 2011 dengan biaya sebesar Rp 772,9 miliar. Dana tersebut termasuk biaya pembangunan underpass Jalan Sudirman sebagai tempat berputar kendaraan dari dan menuju ke Jembatan Merah Putih.

Jembatan yang dibangun dengan sistem cable stayed ini menghubungkan Poka dan Galala di kawasan Teluk Ambon. Jembatan ini diharapkan dapat mempersingkat jarak dan waktu tempuh dari kota Ambon menuju Bandara Pattimura yang berkisar 35 Km dan sebaliknya, sehingga biaya operasi kendaraan dapat berkurang.







Selama ini harus ditempuh selama 60 menit dengan memutari Teluk Ambon. Alternatif lain adalah dengan menggunakan kapal penyeberangan (ferry) antara Poka dan Galala dengan waktu tempuh sekitar 20 menit, ditambah waktu antri.

Secara teknis, panjang jembatan tersebut adalah 1.140 m yang terbagi ke dalam tiga bagian yaitu: Jembatan Pendekat di sisi Desa Poka sepanjang 520 m, Jembatan Pendekat di sisi Desa Galala sepanjang 320 m, dan jembatan utama sepanjang 300 m yang merupakan tipe jembatan khusus, sistem beruji kabel atau cable stayed, dengan jarak antar pilon sepanjang 150 m.

SUASANA NATAL DI KOTA AMBON MANISE

Hari Natal merupakan hari yang spesial untuk umat kristiani di seluruh dunia. Natal merupakan moment berkumpul bagi sanak keluarga yang jauh dari perantauan. Semua anggota keluarga yang jauh datang berkumpul bersama-sama menikmati sukacita natal.



Demikian pula yang terjadi di kota Ambon Manise. Moment pulang kampung dimanfaatkan untuk bertemu orang tua dan orang yang dikasihi. Merayakan natal di kota Ambon Manise sangat terasa perbedaan karena mulai masuk bulan desember sudah diadakan perayaan natal dimana-mana.

 

Walaupun perayanan Natal dirayakan di kota-kota besar dan terkenal tetapi perayanan Natal di Kota Ambon terasa sangat berbeda. Suasana “Kebathinan” dalam perayanan Natal lebih terasa di Kota Ambon Manise.





Kota Ambon yang terkenal dengan "City Of Music" - Musik dan irama natal mengalun terdengar di telinga setiap sudut dan tempat. Di tambah hiasan dan dekorasi natal di rumah-rumah umat kristiani maupun di jalan-jalan.


Pohon Terang sebagai simbol Natal menghiasi Kota Ambon Manise. MURI (Museum Rekor Indonesia) memberikan Sertifikat Rekor Muri sebagai Penghargaan yang diabadikan dengan nomor rekor ke-7274 karena terdapat lebih dari 5.000 pohon Terang dalam berbagai ukuran dan bentuk dibuat oleh masyarakat di Kota Ambon.

 

Suasana Natal sangat terasa di Ambon dan sepanjang mata memandang terlihat beraneka pohon Terang. Pohon Terang yang dibuat oleh masyarakat ada yang berasal dari bahan daur ulang. Pemandangan pohon Terang dari kota sampai  ke gunung-gunung dapat terlihat sangat menarik dihiasi berbagai ornamen serta lampu warna-warni sehingga suasana semakin semarak dan penuh hikmat.


Artikel Terkait :



Entri Populer