HUJAN DERAS, KOTA AMBON BANJIR DAN LONGSOR LAGI

Sama seperti satu tahun yang lalu dilanda banjir, pada Tahun 2013 ini Kota Ambon dilanda banjir kembali hanya lebih awal beberapa hari saja. Tahun lalu terjadi pada 1 Agustus 2012 sedangkan tahun ini 30 Juli 2013, namun curah hujannya tidak kalah dengan tahun yang lalu. Ada tempat-tempat yang tahun lalu tidak dilanda banjir tetapi pada tahun ini ikut terkena musibah banjir.

Hujan deras yang mengguyur Pulau Ambon dan sekitarnya sejak dua hari lalu diduga telah menewaskan sekitar lima warga di berbagai tempat di Kota Ambon, Maluku.

"Seorang warga di Gudang Arang, Kelurahan Benteng (Kecamatan Nusaniwe), bernama Rudy Latuperissa sekitar 58 tahun tewas akibat banjir setinggi satu meter yang mendadak masuk rumahnya," kata Hary Timisela, 22, salah satu warga gudang Arang di Ambon, Selasa (30/7) dinihari.

Tiga orang lainnya dilaporkan meninggal dunia akibat tertimbun longsor di kawasan Bere-Bere, Kecamatan Sirimau, pada Selasa dinihari.

Bencana longsor di kawasan Bere-Bere menimpa rumah keluarga Souhuwat, namun identitas ketiga korban belum diketahui pasti. Sementara itu, seorang bocah dilaporkan hanyut saat terjadi banjir besar di Kali Galala, Kecamatan Sirimau.


 Hative Kecil


Pohon Puleh


Batu Gantung


 Talake


 Kuda Mati





Hary mengatakan, Rudy Latuperissa yang merupakan pegawai Dinas Kehutanan Provinsi Maluku diduga kuat tewas di kawasan Gudang Arang akibat terkejut ketika membuka pintu rumah dan banjir menerobos masuk secara tiba-tiba.

Sejumlah warga di Negeri Amahusu, Kecamatan Nusaniwe, juga berupaya mencari tempat berlindung yang lebih aman setelah air sungai terus meluap dan dikhawatirkan terjadi banjir bandang yang datang dari arah perbukitan.

"Semalaman kami tidak bisa tidur dan terus memantau perkembangan air yang terus sanga deras dan dikhawatirkan akan terjadi longsor seperti musibah beberapa tahun lalu," ujar Sintje Soplanit, 45, salah satu warga Amahusu.

Beberapa lokasi di daerah bantaran sungai seperti Batugajah, Skip, Mardika dan Batumerah, termasuk daerah Passo juga mengalami banjir akibat tingginya curah hujan yang terus-menerus mengguyur Pulau Ambon.

Sumber : http://www.metrotvnews.com
Sumber Gambar :
www.metrotvnews.com
www.facebook.com/Jan.kastanja
www.facebook.com/ankie.tanasale
www.facebook.com/theis.tarangi
www.facebook.com/febian.tetelay

ASIDA MAKANAN KHAS MALUKU PADA SAAT RAMADHAN

Asida salah satu makanan khas Maluku yang dapat dinikmati dengan Teh Manis atau Kopi. Asida merupakan sejenis kue bila dimakan mempunyai rasa tersendiri.
 
Bahan-bahan untuk membuat Asida:  tepung terigu, gula merah, mentega,dan bubuk kayu manis yang dicampur dengan sedikit kapulaga.

Asida biasanya banyak dijual pada saat Bulan Ramadhan. Tempat yang menjualnya di daerah Batu Merah.


Rasanya enak, manis dan kenyal.

Sumber Gambar  : http://watmen.blogspot.com


Inilah para penjual makanan di Batu Merah, termasuk  Asida makanan khas Ambon yang rasanya  manis dan enak.

Lihat Juga :

RESEP MAKANAN IKAN KUAH KUNING AMBON


Untuk menikmati Ikan Kuah Kuning, tentunya harus dimasak dulu. Di bawah ini disajikan resep untuk memasak ikan kuah kuning. Semoga dapat dimanfaatkan dan menghasilkan ikan kuah kuning yang tidak ada taranya. Resep yang disajikan berlaku untuk 6 orang, selebihnya cari makan sendiri saja.. he.. he.. he..

Bahan
  • 500 gram ikan tongkol/cakalang/tenggiri
  • 1 ½ sdt garam
  • 1 sdt asam jawa, larutkan dengan 50 ml air, saring
  • Minyak untuk menggoreng
Haluskan
  • 6 butir bawang merah
  • 5 siung bawang putih
  • 4 buah cabai merah keriting
  • 2 sdt ketumbar, sangrai
  • ½ sdt merica butiran
  • 3 cm kunyit
  • 1 sdt garam
  • ½ sdt penyedap, bila suka

  • 1 lembar daun salam
  • 4 lembar daun jeruk purut
  • 1 batang serai, ambil bagian putih, memarkan
  • 2 cm lengkuas, memarkan
  • 600 ml santan dari ½ butir kelapa
  • ½ sdt gula pasir
  • 1 ikat kecil kemangi, ambil daunnya
Cara membuat
  1. bersihkan ikan tongkol, potong-potong dan lumuri ikan dengan garam dan larutan air asam. Diamkan 10 menit, tiriskan. Goreng ikan sampai matang dan kecokelatan. Angkat, sisihkan.
  2. panaskan sedikit minyak sisa menggoreng ikan. Tumis bumbu halus, daun salam, daun jeruk purut, serai, dan lengkuas sampai harum dan matang. Beri santan dan gula pasir, didihkan sambil diaduk.
    masukkan ikan tongkol goreng, kecilkan api. Didihkan sekali lagi, angkat. 
  3. Masukkan daun kemangi, aduk rata. 

Artikel Terkait :

KARTOGRAFI DUNIA BERHUTANG KEPADA REMPAH MALUKU

Jauh sebelum kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Nusantara, para pedagang Cina sudah mencapai Kepulauan Rempah di Maluku. Mereka datang untuk membeli cengkeh sejak sekitar abad ke-3 SM—mungkin bisa jauh sebelumnya.

Sementara itu cengkeh mulai populer di Eropa baru pada abad ke-8. Mereka memanfaatkannya baik sekedar pewangi, bahan campuran pengawet makanan, maupun obat. Perdagangan cengkeh telah berpusat di Malaka selama beratus-ratus tahun sebelum akhirnya Portugis menguasainya pada 1511. 

Kalau perdagangan cengkeh Nusantara telah populer sejak dua ribu tahun lalu, pala tampaknya baru sohor pada 400 tahun silam. Suatu ketika pada abad ke-17 harga buah pala sontak melejit di pasar Eropa. Penyebabnya, seorang dokter di Elizabethan, Kota London, telah mengumumkan bahwa pala merupakan satu-satunya penyembuh penyakit radang paru-paru (pneumonic plague).

David Parry dalam buku pengantar Exhibition of Antiquarian Maps and Prints of Indonesia, berpendapat bahwa pala pernah menjadi komoditi termewah di pasar Eropa pada saat itu. Kabarnya, tingkat balik modalnya berlipat hingga 32.000 persen!

Pandangan kartografi tentang Asia pertama kali muncul dalam Geographia karya Ptolemaeus pada abad ke-2. Dia merupakan seorang geografer, tetapi bukan penjelajah. Pemeriannya tentang Asia, bahwa kawasan itu tidak dapat ditembus oleh penjelajah Eropa karena lautan yang mengelilinginya.

“Penemuan besar selama dua dekade antara 1492 dan 1512 mengubah persepsi manusia tentang bumi dan menandai lahirnya kartografi Renaisans,” demikian tulis Parry.

Berbekal peta dengan presisi yang kian membaik, para penjelajah terbantu
menemukan lokasi “Kepulauan Rempah”. Mereka pun menjadi pesohor.

Penjelajahan dan pemetaan daerah baru telah didokumentasikan oleh Portugis. Sayangnya banyak peta yang tak terselamatkan—dan musnah. Peta-peta karya kartografer masa itu menunjukkan wilayah Asia dengan garis pantai yang lebih akurat dan proporsi yang mendekati geografi sesungguhnya.

Rempah di Kepulauan Maluku telah membangkitkan pengembangan terhadap sejarah dan kartografi dunia. Dengan peta-peta yang lebih baik, penjelajah samudra abad ke-15 dan ke-16 mencari rute pelayaran menuju legenda itu. 

Sebut saja Bartolomeus Diaz, Fransisco SerrĂ£o, Ferdinand Magellan, Francis Drake. Mereka berlomba-lomba untuk mencapai lokasi itu lewat kemampuan sumber daya manusia dan teknologi dalam bidang kartografi yang lebih baik.

Dalam perkembangannya, salah satu disiplin dalam ilmu bumi tersebut memadukan geografi, astronomi, survei, seni dan teknologi pembuatan peta atau globe. Karya kartografer telah menjadi dokumen ilmiah, bahkan boleh dikategorikan hasil seni dan budaya yang menandai peradaban manusia.

Tak semua penjelajah mencapai daerah tujuannya. Christoffa Corombo—atau lebih populer dengan sebutan Christopher Colombus—yang awalnya bertujuan ke Kepulaun Rempah, namun justru menyasar ke kawasan Amerika Selatan. Atau, Ferdinand Magellan yang tewas saat pertempuran di Filipina dan tak pernah menjejakkan kakinya di Kepulauan Rempah.

Rempah telah membawa perubahan dalam peradaban dunia. Berkat rempah pula banyak muncul nama penjelajah kampiun dan para pedagang masyhur. Kartografer sohor dan penjelajah samudra Eropa berhutang budi kepada cengkeh dan pala Maluku. Dan, mereka telah membayar lunas dengan kolonialisme—babak baru tentang penderitaan dan pencerahan bagi pribumi.

Sumber : http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/07/kartografi-dunia-berhutang-kepada-rempah-maluku

Entri Populer